OPTIMALISASI PANGAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Artikel yang berkaitan
HAMKA DJUFRI
Oleh : HAMKA DJUFRI ( PENGURUS PUSAT LKMM MALUKU UTARA -MAKASSAR ) Beberapa tahun terakhir issue pangan menjadi trend topic, baik di kanca
Nasional maupun Internasional. Issue pangan lebih kuat terdengar di
awal tahun 2011, mencuatnya issue pangan disebabkan adanya kekhawatiran
akan terjadi krisis pangan dunia di beberapa tahun mendatang, dunia
menjadi panik tak terkecuali Indonesia, maka muncullah berbagai program
yang mendorong peningkatan produksi pangan dan pemanfaatan pangan lokal
untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan nasional.
Indonesia di Ambang Krisis Pangan
Dalam menghadapi krisis pangan nasional, pemerintah meluncurkan program
swasembada beras. Bagai gayung bersambut, beberapa pemerintah daerahpun
mulai berkomentar di berbagai media masa akan ikut bersama –sama dalam
upaya pemenuhan target yang ditentukan oleh pemerintah pusat, akan
tetapi program tersebut kandas ditengah jalan akibat dari perubahan
iklim yang tak menentu, banyak daerah yang mengalami gagal panen.
Tak sampai disitu, usaha untuk menangkal krisis pangan nasional,
berbagai gerakan kembali di luncurkan antara lain: Gerakan pemanfaatan
halaman rumah untuk menanam tanaman pangan seperti Ubi-Ubian, Pisang dan
Sayur-mayur, gerakan nasional makan ikan dan telur, namun upaya
tersebut tidak cukup untuk menjawab tantangan krisis pangan global
dimasa mendatang. Diawal tahun 2011 banyak ekonom dunia
memperingatkan, bahwa dunia harus waspada dengan krisis pangan, krisis
ini terjadi akibat dampak dari resesi ekonomi global, Ekonom Amerika
Serikat, Nouriel Roubini, seperti dikutip CNN, beberapa waktu lalu
mengatakan “meroketnya harga komoditas pangan bisa menjadi sumber
ketidak stabilan, tidak hanya di sektor ekonomi dan keuangan, namun juga
politik”. Ancaman krisisi pangan global kini mengetuk pintu
ketahanan pangan nasional kebijakan impor beras oleh pemerintah pusat
sesungguhnya mempercepat datangnya wabah krisis pangan ke negeri ini,
sebagaimana yang di ungkapkan oleh Direktur Riset Indef, Evi Noor
Afifah, “ketergantungan impor inilah yang menyebabkan Indonesia terancam
menghadapi krisis pangan, karena saat ini harga pangan dunia sudah
dalam level berbahaya dan pasokan yang terus menipis”. Pangan
menjadi central point pada ekonomi nasional maupun internasioanl,
bertambahnya jumlah penduduk indonesia berakibat meningkatnya kebutuhan
pangan nasional. Direktur Institute for Development Economic of Finance (
Indef ) Evi Noor Afifah kembali mengatakan ”Jika kita hanya bergantung
pada beras, maka besar kemungkinan krisis pangan akan melanda republik
ini“. Semetinya Indonesia tidak perlu khawatir dengan issue krisis
pangan, bila bangsa ini sadar akan jati dirinya. Bangsa agraris yang
sangat mungkin swasembada beras bila pemerintah serius melakukannya,
saya kira suda saatnya pemerintahan SBY belajar kepada pemerintahan
masa Orde baru yang berhasil swasembada beras.
Inovasi Dan Pemanfaatan Pangan Lokal
Pemerintah mendorong peningkatan industri pangan seiring bertambahnya
jumlah penduduk dalam negeri dan Dunia, upaya peningkatan industri
pangan tersebut diantaranya dengan cara inovasi dibidang pangan dan
energi. Saat ini penduduk di Indonesia sudah melampaui 240 juta orang
dan total penduduk dunia telah mencapai 7 miliar orang. “Prediksi total
penduduk sebanyak 9 miliar pada 2045, maka akan dibutuhkan makanan dan
energi yang jumlahnya lebih besar sekitar 60%-70% dari yang ada
sekarang“ kata Presiden Yudhoyono di acara penganugerahan penghargaan
pemerintah di bidang industri 2011 di Istana Negara, Pada hari Kamis 5
Januari 2012 . Nah!, berdasarkan apa yang disampaikan oleh presiden
SBY, maka seyogyanya pemerintah Daerah ikut berusaha untuk meningkatkan
Inovasi pangan serta cerdas memanfaatkan pangan-pangan lokal yang ada
didaerahnya masing-masing, ini artinya bahwa kita tidak lagi harus
bergantung kepada pangan impor jenis beras dan suda saatnya kita
mengangkat komoditas masing-masing daerah. Begitupun dengan Maluku
utara, Maluku utara memiliki potensi pangan yang cukup banyak, namun
potensi itu belum dimanfaatkan dengan maksimal, sumber pangan lokal
yang kini terbaikan akibat derasnya impro beras dari luar derah .
Kembali Kepangan Lokal Dan Pengembangan Industri Pangan.
Sudah Berabad-abad nenek moyang masyarakat maluku utara hidup dengan
mengkonsumsi sumber pangan lokal, sebut saja sagu, pisang, ubi-ubian,
kenari dan sukun. Jenis -jenis komoditas itu memliki kandungan Gizi
yang tak kalah dengan beras,dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh
parah ahli pangan, menyebutkan bahwa pangan lokal dapat menjadi sumber
pangan yang baik untuk menghadapi kelangkaan pangan nasional.
Pangan lokal sesungguhnya memiliki peluang besar untuk dikembangkan
menjadi industri yang dapat mendatangkan pendapatan bagi daerah dan
masyarakatnya, maka perhatian pemerintah sangatlah penting untuk
mengangkat komoditas lokal menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Pemerintah Daerah Maluku Utara setidaknya berada pada barisan terdepan
untuk mengembangkan pangan–pangan lokal, memperhatikan petani–petani
dengan program yang berpihak kepada petani serta meningkatkan
pemahaman para petani tentang pentingnya komoditas lokal untuk
ditanam, dibudidayakan dan dikonsumsi. Sudah saatnya Pemerintah
Daerah mengajak seluruh Stakeholder untuk mensosialisasikan ke
masyarakat agar kembali mengkonsumsi makanan lokal serta menjelaskan
kandungan Gizi yang terkandung didalam makanan tersebut, upaya
sosialisasi itu untuk mengilangkan persepsi negative terhadap makanan
lokal yang selama ini di pahami oleh Masyarakat bahwa makanan lokal
adalah makanan yang rendah Gizi. Pemerintah daerah mengajak
seluruh pengusaha-pengusaha lokal untuk ikut mengembangkan industri
pangan lokal serta mendorong pertumbuhan industri-indutri kecil (Home
Industri) agar lebih kretive dalam mendesigns dan memproduksi sebuah
produk, sehingga produk pangan dapat bernilai ekonomis dan dapat
dipasarkan keluar daerah. Dengan demikian iklim industri kecil dan
menengah di Maluku Utara akan lebih baik. Peran pemerintah daerah
dalam mendorong semua elemen masyarakat untuk kembali mengkonsumsi dan
mengolah sumber pangan lokal adalah langkah yang strategis untuk
menjawab tantangan kelangkaan pangan nasional dan Global di masa
mendatang serta dapat mensejahetrakan Rakyatnya.